TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DALAM BANGUNAN -Bambu
merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia, yang biasanya
digunakan bahan untuk ornamen, kerajinan tangan, dan juga mebel. Namun,
dengan penerapan rekayasa – rekayasa ilmiah, bambu dapat berfungsi
sebagai bahan dasar dan utama dalam mendirikan sebuah bangunan.
SPESIFIKASI BAMBU
1. Mempunyai daya lentur yang tinggi
2. Tahan panas dan tidak mudah terbakar
3. Mempunyai ukuran yang berbeda – beda sehingga mampu disesuaikan dengan kebutuhan
4. Tumbuh cepat, sehingga tidak mengganggu ekosistem lingkungan
5. Tidak mengandung racun, karena langsung diambil dari alam
PENGOLAHAN BAMBU
Sebelum
digunakan sebagai bahan bangunan (khususnya untuk nbahan dasar
konstruktif atau structural) bambu sebelumya direndam dalam cairan kimia
(campuran antara air dan formalin) selama 14 hari sebagai cara untuk
mengawetkan dan membuat bambu anti serangga dan juga tahan lama.kemudian
bambu dikeringkan di suhu yang cukup tinggi yaitu >350 C untuk
menghilangakan efek racun yang mungkin terdapat pada cairan kimia
tersebut.
Bambu dapat
dikatakan hemat energi karena waktu serta biaya pemasangan (penerapan
di lapangan) yang relatif murah dan singkat dibanding dinding dengan
bahan dasar beton bertulang. Selain itu ketersediaan bambu di indonesia
cukup melimpah dan ramah lingkungan karena dapat di daur ulang, dan
perawatannya relatif mudah.
PENERAPAN BAMBU SEBAGAI DINDING
Bambu biasa
kita lihat sebagai ornament yang ditempelkan pada dinding, dan biasa
digunakan sebagi dinding dengan menggunakan ikatan – ikatan pada ujung –
ujungnya. Namun kali ini yang akan dibahas adalah bambu sebagai
pengganti dinding beton melalui sebuah teknologi rekayasa.
PEMASANGAN DINDING BAMBU
1. Antara kolom dengan kolom diberi tulangan – tulangan besi seperti biasa
2. Masukkan bambu dengan diameter 10mm – 12mm kedalam tulangan tersebut
3. Kemudian tulangan tersebut di cor beton
4. Dapat ditambahkan anyaman bambu terlebih dahulu di dalam cor – coran
5. Diplester / di aci sesuai keinginan atau diekspose begitu saja
KAJIAN PENERAPAN BAMBU PADA DINDING
Penggunaan
bambu maupun anyaman bambu (gedhek) cukup familiar bagi kita, bisa
digunakan untuk dinding dalam maupun luar. Biasanya untuk anyaman bambu
digunakan bambu bagian kulitnya, sebab ia cukup kuat terhadap cuaca, dan
teksturnya bagus (licin dan mengkilap). Dengan kelenturan yang dimiliki
bambu maka dinding rumah akan lebih tahan terhadap gaya – gaya
horizontal seperti angin, gempa, dan gaya – gaya horizontal lainnya.
Dengan adanya bambu didalam cor – coran beton, maka volume beton yang
digunakan akan berkurang dan menghemat biaya dan jumlah semen yang
digunakan. Racun yang mungin terdapat di dalam semen dapat terhalangi
oleh adanya anyaman bambu.
Bambu mampu
mengendalikan suhu lebih baik dibandingkan dengan beton leh karena itu
penggunaan bambu tanpa beton dapat lebih mengoptimalkan suhu didalam
ruangan namun tidak memiliki kekuatan sekuat bambu beton.
KELEBIHAN PENERAPAN BAMBU PADA DINDING
-
Mampu menstabilkan suhu
-
Meredam suara / kebisingan
-
Tidak mengandung racun
-
Mengurangi konsumsi semen
-
Mampu menahan getaran gempa dengan baik
-
Menahan kerusakan (retak rambut) pada dinding
KEKURANGAN PENERAPAN BAMBU PADA DINDING
-
Bambu mempunyai ukuran yang tidak sama persis, sehingga kemungkinan kekuatan di satu titik dan titik lainnya berbeda
-
Dalam pengolahannya (sebelum diaplikasikan) butuh waktu yang lama
-
Tidak mampu menahan beban vertical dengan baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar