Jepang kini membuat teknologi yang ramah lingkungan setelah terjadinya bencana Fukushima tahun 2011. Jepang fokus pada generasi baru komunitas berteknologi terdepan,
dilengkapi rumah-rumah pintar yang bisa berkomunikasi dengan penghuninya
serta lingkungan sekitar.
Panas dan lembab menyapu Jepang musim panas ini. Suhu mencapai lebih
dari 30 derajat di sejumlah wilayah dan pemerintah berkali-kali
mengimbau rumah tangga untuk mengurangi konsumsi energi.
Tiga tahun lebih setelah pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima
Dai-ichi porak-poranda akibat gempa bumi, belum ada satupun dari 50
reaktor di Jepang yang kembali beroperasi.
Kini perusahaan-perusahaan Jepang mulai bermain dengan ide komunitas
yang memanfaatkan energi hingga ke tingkat efisiensi tertinggi, atau
yang disebut 'kota pintar', sebagai peluang bisnis yang potensial.
Fujisawa
Salah satu pemimpin pada sektor ini adalah Panasonic Corp., yang
bekerjasama dengan delapan perusahaan lain membangun Kota Pintar
Berkelanjutan Fujisawa, terletak hanya 50 kilometer dari Tokyo.
Berdiri di atas lahan seluas 19 hektar, Fujisawa dilengkapi fasilitas
komersial, pusat komunitas, taman-taman dan jalanan yang lebar. Nantinya
juga akan ada 1.000 rumah.
Menurut perhitungan Panasonic, kota baru ini diharapkan mengurangi emisi
CO2 sebesar 70 persen, konsumsi air lebih rendah 30 persen dan 30
persen dari seluruh energi yang dikonsumsi datang dari sumber
terbarukan.
Sumber energi terbarukan
Setiap rumah dilengkapi dengan sistem tenaga surya dan baterai penyimpan
listrik. Tenaga darurat tersedia di tengah krisis - pelajaran penting
dari gempa bumi 2011 - sementara semua rumah mempunyai sumber energi
untuk mobil listrik, motor listrik serta sepeda listrik.
Proyek serupa tengah dibangun di Kota Pintar Kashiwanoha Smart City di
prefektur Chiba. Dikembangkan oleh Mitsui Fudosan Co., pusat kota yang
terdiri dari hotel, perkantoran dan pertokoan sudah dibuka pertengahan
Juli 2014.
Di atas tanah seluas 300 hektar, kompleks ini menggunakan panel surya dan baterai penyimpan listrik yang saling terhubung
dan mampu mengirimkan tenaga ke seluruh distrik, mengurangi konsumsi
energi sebanyak 26 persen pada jam sibuk. Perubahan di dalam rumah masa
depan malah lebih dramatis lagi. Panasonic yakin tak lama lagi rumah
dapat berkomunikasi dengan penghuninya untuk membantu mengambil
keputusan mau makan apa, mau pakai baju apa dan olahraga yang harus
dijalani.
Interaksi lokal
Sebagai bagian dari komunitas pintar, rumah pintar juga berinteraksi
dengan toko, fasilitas hiburan dan rumah-rumah lain, berbagi data
mengenai produk yang dibeli dan dikonsumsi untuk memastikan layanan dan
produk yang pantas dikirim ke warga setempat.
Inovasi juga termasuk sistem keamanan yang mampu mengidentifikasi wajah
penghuni rumah dan membuka pintu rumah secara otomatis. Teman dan
kerabat juga dapat didaftarkan ke dalam sistem untuk mendapat akses.
Di dapur, kecerdasan buatan dapat merespon perintah verbal. Ketika
ditanya resep kue, pilihan resep diproyeksikan ke permukaan meja dapur,
menyediakan detail bahan dan lama pembuatan kue. Oven secara otomatis
mulai memanas.
Di ruang keluarga, seluruh dinding dapat diubah menjadi sumber hiburan
interaktif, informasi dan relaksasi. Apabila penghuni rumah ingin makan
sushi di restoran pada distrik tertentu di Tokyo dan mempunyai anggaran
tertentu, komputasi awan langsung memberi rekomendasi tiga restoran dan membuat reservasi.
Layar juga dapat digunakan untuk mengecek ketersediaan mobil bersama sebelum memeriksa cuaca dan memberi rekomendasi hotel.
Mata yang terus mengawasi
Penerangan dan suhu di kamar tidur juga dapat diprogram terlebih dahulu -
kemudian pemilik rumah dapat bersantai, dan memanfaatkan teknologi GPS,
sembari menikmati pemandangan bintang-bintang dan planet persis seperti
langit yang berada di atas rumah.
Monitor di kamar tidur juga terus terjaga sepanjang malam, melacak
pernafasan, detak jantung dan suhu, menyediakan penghuni rumah dengan
laporan apa saja yang terjadi sepanjang malam. Sistem juga dapat
mengidentifikasi dengkuran atau gangguan tidur.
Lebih Nyaman tapi Sedikit Biaya
Ruangannya lebih terang, kualitas udara lebih baik, dan suhu stabil
baik di musim dingin maupun panas. Pembangunan 'rumah pasif', atau rumah
yang tidak perlu pemanas karena terisolasi baik, perlu biaya hingga 5
atau 6% dari rumah biasa. Tapi energi bagi pemanas bisa dihemat. Jika
dibandingkan, tinggal dengan cara ini lebih murah.
|
Biaya Berkurang bagi Penyewa
Rumah nol energi yang terdiri dari tiga apartemen ini adalah salah
satu rumah pasif di Philadelphia. Ini dianggap contoh bangunan sosial
yang baik, baik orang, yang tidak mampu lagi membayar biaya energi yang
makin tinggi.
|
Perumahan Tenaga Surya di Freiburg
Rumah-rumah ini diisolasi dengan baik. Jendela berukuran besar dan
kualitas kaca yang baik memungkinkan energi surya masuk. Panas dari
udara yang telah terpakai menghangatkan udara segar, dan atap
menghasilkan listrik yang diperlukan. Sejak tahun 2000 perumahan ini
kerap dikunjungan arsitek dari seluruh dunia.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar