Katanya Kota
Bandung akan segera memiliki Biodigester raksasa hibah dari Asian
Development Bank untuk mengolah sampah organik menjadi gas metan dan
pupuk. Walikota tersebut terinspirasi dari sebuah film yang berjudul TRASHED. Saat ini Pemkot sedang mengkonsep program Zero Waste
Home untuk mengurangi sampah organik rumah tangga tingkat RT dengan
mesin biodigester kecil. Asian
Development Bank atau Bank Pembangunan Asia (bahasa Inggris: Asian Development Bank, ADB) adalah sebuah institusi finansial pembangunan multilateral didedikasikan untuk mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik. Bank ini didirikan pada 1966 dengan 31 negara anggota dan kini telah berkembang menjadi 63 negara.
Kantor pusatnya terletak di 6 ADB Avenue, Kota Mandaluyong, Metro Manila, Filipina.
ADB memiliki banyak kantor di seluruh dunia.
Menurut Emil, setiap hari Kota Bandung menghasilkan 15.000 sampai 18.000
ton sampah yang didominasi oleh sampah organik rumah tangga. "Lima
puluh lima persen adalah sampah organik rumah tangga, 45 persennya
adalah sampah anorganik," kata Emil di Blitz Megaplex Paris van Java,
Sukajadi, Kota Bandung
Emil menambahkan, salah satu langkah untuk mewujudkan program zero waste home dan
mengurangi jumlah sampah organik adalah dengan mengembangkan mesin
biodigester atau mesin penghancur sampah organik rumah tangga yang
berukuran kecil di tingkat rukun tetangga (RT).
Secara teori,
kata Emil, mesin penghancur sampah yang berukuran sebesar meja sekolah
itu mampu menghancurkan sampah organik yang dihasilkan dari 15 rumah.
Dengan biodegester yang ditempatkan di tiap RT, dapat dipastikan,
setengah total sampah di kota Bandung yang berasal dari sampah rumah
tangga bisa berkurang di TPA.
"Karena rumah tangga, kalau kita
taruh biodigester kita taruh di RT, RW, itu secara teori berhasil.
TPS-nya juga tidak perlu banyak," ucapnya.
Namun, Emil menyadari
diperlukan dana cukup besar untuk mengembangkan mesin tersebut.
Pasalnya, harga mesin biodigester yang akan ditempatkan di tiap RT ini
mencapai Rp 10 juta per unit.
"Ini bagian dari wacana, kita akan bikin gerakan zero waste home,
rumah-rumah sampahnya bisa berkurang banyak. Tapi ujungnya-ujungnya
masalah biaya, dengan satu buah biodigester kecil untuk tiap RT berarti
butuh Rp 100 miliar untuk seluruh RT," kata Emil.
Namun, Emil mengaku merasa optimistis program zero waste home tersebut
bakal terwujud dalam waktu dekat karena telah mendapat dukungan dari
APBD dan pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup.
"Berkaca dari gerakan sejuta biopori, saya optimistis karena warga Bandung partisipatif. Asal, political will dari pemerintah dan jajaran komunitas dan warga bisa berperan dalam gerakan zero waste ini," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar