Green Technology, Satu dekade ini
isu yang sedang hangat diperbincangkan diseluruh belahan bumi adalah isu
tentang global warming atau pemanasan global. Fenomena alam ini telah disadari
oleh seluruh umat manusia sebagai dampak dari aktivitas manusia dalam memanfaatkan
sumber daya alam yang ada di dalam perut dan muka bumi. Upaya yang bisa
dilakukan oleh manusia hanya menahan laju dampak dari pemanasan global tersebut,
dampak yang terjadi apabila tidak ditahan lajunya akan berakibat fatal bagi
kehidupan manusia di muka bumi. Salah satu contoh dampak yang secara nyata
telah dirasakan oleh manusia akhir-akhir ini adalah bergesernya waktu pada
musim-musim yang terjadi di bumi, musim kemarau dan musim penghujan tidak dapat
diprediksi waktunya, kecenderungan yang terjadi musim kemarau dan penghujan
yang berkepanjangan.
Mencairnya es yang berada di kutub utara, hal ini
dibuktikan dengan menurunnya luasan permukaan es yang ada di kutub utara. Hal
ini dapat dapat berdampak pada naiknya permukaan air laut yang dapat
menenggelamkan daratan yang berdekatan dengan lautan. Masih banyak dampak yang
dapat ditimbulkan oleh pemanasan global yang harus disadari oleh manusia,
sebagian kecil dampak yang sudah terjadi saja dapat merubah pola hidup yang
sudah biasa dijalani manusia apalagi dampak yang lebih besar muncul, hal ini
harus segera dicegah. Dari upaya-upaya yang telah dilakukan oleh manusia
munculah konsep Green Technology/ Teknologi Hijau atau dapat disebut juga Clean Technology/Enviromental Technology.
Konsep ini terlahir dari kesadaran manusia akan kebutuhan sumber daya alam yang
ada di bumi secara berkelanjutan, hal-hal yang berkaitan dengan pengurangan
daya dukung bumi termasuk dampak pemanasan global berusaha dikurangi dengan
melakukan upaya dan tindakan yang lebih ramah lingkungan.
Definisi
Beberapa
definisi tentang Green Technology yang diambil dari berbagai sumber :
“Teknologi
hijau (Greentech) yang juga dikenal dengan teknologi lingkungan (envirotech)
dan teknologi bersih (cleantech) adalah integrasi antara teknologi modern dan
ilmu lingkungan untuk lebih melestarikan lingkungan global dan sumber daya alam
serta untuk mengurangi dampak negative dari aktifitas manusia di planet bumi”
“Teknologi
hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau keberlanjutan
kehidupan di planet bumi ini. Kelestarian atau keberlanjutan (sustainabilitas)
yang dapat diartikan sebagai perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat secara
berkelanjutan dimasa deoan tanpa merusak sumber daya alam, atau pemenuhan
kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri”
“Teknologi
lingkungan (envirotech) atau teknologi hijau (greentech) atau teknologi bersih
(cleantech) adalah aplikasi ilmu lingkungan untuk melestarikan lingkungan alam
dan sumber daya untuk mengekang dampak negatif dari keterlibatan manusia.
Pembangunan yang berkelanjutan adalah inti dari teknologi lingkungan”
“Teknologi
hijau (greentech) adalah pengembangan dan penerapan produk, peralatan dan
sistem yang digunakan untuk melestarikan lingkungan alam dan sumber daya, yang
meminimalkan dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap
lingkungan”
Dari beberapa pengertian dari
Green Technology yang ada, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar
pengertian dari Greentech adalah integrasi antara teknologi modern dan ilmu
lingkungan yang diaplikasikan untuk melestarikan pemenuhan kebutuhan masyarakat
secara berkelanjutan di masa depan tanpa merubah lingkungan dan sumber daya
alam.
Tujuan
Di masa depan teknologi hijau
akan dianggap sebagai tujuan dari kehidupan manusia karena manusia tidak bisa
terus menerus menggunakan teknologi yang menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan setiap bentuk
kehidupan yang bergantung kepada lingkungan. Peran kitalah sebagai manusia yang
senantiasa harus menjaga planet bumi dari kerusakan dan kehancuran.
Teknologi hijau bertujuan untuk
menemukan dan mengembangkan cara-cara untuk menyediakan kebutuhan bagi manusia
tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan atau pengurangan sumber daya alam yang
cepat di planet bumi. Salah satu contoh alternatif teknologi konvensional yang
diterapkan guna mengaplikasikan konsep teknologi hijau adalah proses pendaur-ulangan sampah, upaya
ini dapat memberikan pengurangan yang signifikan terhadap efek negatif pada
lingkungan yaitu mengurangi jumlah limbah dan polusi yang dihasilkan dari kegiatan
yang dilakukan oleh manusia.
Konsep penerapan teknologi hijau
secara umum memiliki beberapa tujuan utama
yang memilki prioritas untuk dapat diterapkan dalam kehidupan manusia,
yaitu :
1.
Keberlangsungan – Upaya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat secara terus menerus di masa depan tanpa merusak atau menghabiskan
sumber daya alam.
2.
Pendaur-ulangan sampah – Upaya untuk mengakhiri
siklus barang sekali pakai, dengan menciptakan produk yang sepenuhnya dapat
diperoleh kembali atau digunakan kembali
3.
Pengurangan Sumber Sampah – Upaya untuk
mengurangi sumber limbah dan polusi dengan mengubah pola produksi dan pola
konsumsi.
4.
Inovasi – Upaya untuk mengembangkan alternative
teknlogi yang ramah lingkungan guna memenuhi kebutuhan manusia tanpa merusak
lingkungan.
5.
Viabilitas – upaya untuk menciptakan suatu pusat
kegiatan ekonomi di seluruh bidang teknologi dan produk yang memberikan
keuntungan bagi lingkungan dan menciptakan peluang usaha baru yang benar-benar
melindungi planet bumi dari kerusakan.
6.
Edukasi – Upaya untuk meningkatkan pemahaman
akan pentingnya penerapan teknologi hijau guna mendukung terciptanya daya
dukung lingkungan yang berkelanjutan.
Prinsip utama pada Konsep Green
Technology meliputi 3 hal yaitu :
1. Kenyamanan Sosial
2. Ekonomis
3. Ramah Lingkungan
Penerapan
Ragam
atau tipe dalam penerapan konsep Green Technology di dunia didasarkan pada prinsip-prisip
utama pada Greentech . Konsep Greentech diterapkan untuk membantu manusia dari
teknologi yang paling sederhana hingga teknologi yang paling mutakhir untuk
mencapai kehidupan yang nyaman, ekonomis dan ramah lingkungan. Pada dasarnya
konsep Greentech yang diterapkan dalam menciptakan produk adalah untuk
meminimalkan bahan baku, mengefisiensikan proses, dan memaksimalkan output
produk tetapi menghasilkan sampah yang minimal. Hal ini selaras dengan prinsip
yang ada di konsep Greentech.
Penggolongan
Greentech dalam berbagai tipe disesuaikan dengan penerapannya antara lain :
1.
Energi
Menekan angka pencemaran karbon ke udara dengan mengurangi
pengunaan bahan bakar energi yang berasal dari fosil. Kita ketahui bersama
sumber energi fosil memiliki potensi yang terbatas dan menghasilkan dampak yang
tidak baik bagi lingkungan yaitu menghasilkan pencemaran karbon, hal ini akan
berdampak buruk bagi bumi apabila tidak diambil tindakan. Penerapan konsep
Greentech adalah untuk mengefisienkan tingkat penggunaan energi, mulai dari
sistem eksplorasi sumber energi, proses pengkonversian sumber tersebut menjadi
energi hingga terbentuknya energi yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Dengan
adanya efisiensi energi diharapkan pencemaran karbon dapat ditekan.
Solusi lain dari konsep Greentech adalah dengan mengganti
sumber energi dari fosil energi menjadi renewable energy atau energi terbarukan
yang lebih potensial, ramah lingkungan dan dapat diperbaharui kembali.
Renewable energy merupakan konsep utama dalam penerapan Greentech di bidang
energi, beberapa contoh Renewable energy antara lain :
-
Waste to Energy
-
Biomass Enegy
-
Hydro Energy
-
Wind Energy
-
Solar Energy
-
Geothermal Energy
Contoh
Penerapan di Indonesia :
a.
Penggunaan tenaga air (Hydro power) sebagai
sumber energi listrik
b.
Penggunaan tenaga surya (Solar cell power)
sebagai sumber listrik
c.
Pemanfaatan biomassa menjadi biofuel untuk bahan
bakar (limbah tanaman jarak, tebu, ketela, jagung)
d.
Pemanfaatan biogas dari limbah organik dan
kotoran ternak sebagai pengganti bahan
bakar minyak tanah/kayu bakar
e.
Pemanfaatan biogas sebagai pengerak generator
gas untuk pembangkit listrik
2.
Bangunan
Konsep
green building atau bangunan ramah lingkungan didorong menjadi tren dunia bagi
pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini punya kontribusi
menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Poin terbesar dalam
konsep ini adalah penghematan air dan energi serta penggunaan energi
terbarukan.
Hal-hal
yang menyangkut bangunan ramah lingkungan adalah membangun hanya yang
diperlukan dan tidak menggunakan lebih dari yang diperlukan, menganut prinsip keterkaitan,
serta memandang profesi arsitek sebagai “pengurus bumi” (steward of the earth).
Untuk strategi yang dapat diterapkan antara lain pemanfaatan material
berkelanjutan, efisiensi lahan, keterkaitan dengan ekologi lokal, keterkaitan
antara transit dan tempat tinggal, rekreasi dan bekerja, serta efisiensi
penggunaan air, penanganan limbah, dan mengedepankan kondisi lokal baik secara
fisik maupun secara sosial.
Contoh penerapan konsep design Green
Building :
a. Meminimalkan penggunaan lampu dengan memanfaatkan
cahaya alami
b. Meminimalkan penggunaan mesin
pendingin ruangan dan air dengan mengefektifkan design bangunan
c. Pengelolaan limbah “closed cycle”
untuk gedung tempat tinggal
d. Menyediakan ruang terbuka hijau untuk
tiap bangunan/gedung yang dibangun
e. Penggunaan material bangunan yang
ramah lingkungan dan tahan lama
3. Chemistry
Green
Chemistry adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah
produk ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan
penghasilan zat-zat (substansi) berbahaya. Green Chemistry lebih
berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan
memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat (substansi) kimia. Sedangkan,
Environmental Chemistry lebih menekankan pada fenomena lingkungan yang telah
tercemar oleh substansi-substansi kimia.
Green
Chemistry itu sendiri memiliki 12 asas, antara lain
1. Menghindari penghasilan sampah
2. Desain bahan kimia dan produk yang
aman
3. Desain sintesis kimia yang tak
berbahaya
4. Penggunaan sumber daya yang dapat
diperbaharui (renewable)
5. Penggunaan katalis
6. Menghindari bahan kimia yang
sifatnya derivatif (chemical derivatives)
7. Desain
sintesis dengan hasil akhir (produk) yang mengandung proporsi maksimum bahan mentah
8. Penggunaan pelarut dan kondisi reaksi yang
aman
9. Peningkatan efisiensi energi
10. Desain bahan kimia dan produk yang
dapat terurai
11. Pencegahan polusi
12. Peminimalan potensi kecelakaan
kerja
Contoh penerapan konsep Green
Chemistry :
a. Vitamin C (asam askorbat) untuk proses
pembuatan polimer
b. Gula dan minyak sayur sebagai bahan
baku cat
c. Gula pati dan selulosa sebagai bahan
bakar
d. Pemakaian enzim untuk
pembuatan bahan dasar kosmetik
e. Kacang kedelai sebagai Bahan
Pembuatan Toner printer
f.
Kacang
kedelai sebagai bahan baku pembuatan lem perekat
4.
Nanotechnology
Green Nanotechnology merupakan pengembangan
dari clean technology yang merupakan suatu upaya untuk meminimalisasi potensi
resiko kerusakan lingkungan dan manusia yang terkait dengan pembuatan dan
penggunaan produk nanoteknologi serta untuk mendorong penggantian produk yang
ada dengan produk nano baru yang lebih ramah lingkungan.
Tujuan dari
Green Nanotechnology ada dua yaitu :
1.
Memproduksi
Nanomaterials dan produk tanpa merugikan lingkungan atau kesehatan manusia, dan
memproduksi nano-produk yang memberikan solusi terhadap masalah lingkungan
hidup.
Contoh :
-
Membran
nano dapat membantu produk terpisah reaksi kimia yang diinginkan dari bahan
limbah.
-
Katalis
Nanoscale bisa membuat reaksi kimia yang lebih efisien dan lebih boros.
2.
Mengembangkan
produk-produk yang menguntungkan lingkungan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Contoh :
-
Nanomaterials atau produk langsung dapat
membersihkan situs limbah berbahaya, air desalinasi, polutan merawat dan memonitor
polusi lingkungan.
-
Nanocomposites
ringan untuk mobil dan alat transportasi lainnya dapat menghemat bahan bakar
dan mengurangi bahan yang digunakan untuk produksi.
Penerapan Green Technology di Indonesia untuk Pengembangan UKM
1.
Penggunaan Mikroorganisme Lokal (MOL)
untuk Menyuburkan Tanaman Pertanian
Penerapan
teknologi dari masa lalu yang kini mulai terlupakan, penyubur tanaman
memanfaatkan mikroorganisme lokal menjadi harapan menuju pertanian ramah
lingkungan dan mandiri, bebas dari pupuk dan obat-obatan kimiawi.
Prinsip Kerja :
Penerapannya
yaitu dengan membuat larutan hasil fermentasi berbagai bahan organik yang sarat
dengan mikroorganisme lokal. Larutan fermentasi tersebut dibuat dengan cara
mencampurkan bahan-bahan organik menjadi satu kemudian ditutup rapat sehingga
proses an-aerob terjadi dan mikroorganisme akan berkembang biak. Bahan organik
yang digunakan beragam, mulai dari buah-buahan busuk, sampah organik rumah
tangga, bonggol pisang, tunas bambu (rebung) sampai urine ternak yang
difermentasi dalam air cucian beras dan air kelapa.
Jenis Mikroorganisme yang
ada didalam Larutan MOL : Aspegillus sp.,
Bacillus sp., Lactobacillus sp., Azospirillium sp., Azotobacter sp., Pseudomonas
sp.
Manfaat lain dari
penggunaan MOL sebagai pupuk organik :
a. Meningkatkan hasil pertanian serta
meningkatkan nilai hasil panen karena dikelola dengan pupuk organik yang ramah
lingkungan
b. Lebih murah dalam pembuatannya karena
memanfaakan bahan organik yang sudah tidak digunakan lagi sehingga mengurangi
sampah yang dibuang
c. Mengurani ketergantungan petani
terhadap pupuk kimiawi sehingga petani lebih mandiri dengan penggunaan pupuk
organik
d. Produk hasil pertanian akan lebih
aman untuk dikonsumsi karena menggunakan pupuk organik
e. Pupuk yang dihasilkan mengandung
unsur yang komplek dan mikroba yang berfungsi menyeimbangkan ekosistem alami
tanah
f.
Membentuk
rongga-rongga di tanah yang berfungsi sebagai tempat hidup mikroorganisme,
mengalirkan air, dan nutrisi
2.
Penggunaan Pengawet Alami dalam Mengawetkan
Produk Makanan atau Agriculture
Penggunaan pengawet menggunakan
bahan kimia akan sangat membahayakan bagi kesehatan manusia, apalagi bila
digunakan untuk mengawetkan makanan. Salah satu contoh pengawet kimia adalah
formalin/formadehida dan boraks. Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan
keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai
muntah-muntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran
darah.
Mengkonsumsi boraks dalam makanan
tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun)
sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya
diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang
terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan
tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu
enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Boraks yang
dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret,
kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.
Prinsip Kerja :
Pada dasarnya penggunaan pengawet
alam adalah dengan memanfaatkan dan menggali potensi bahan pengawet dari alam.
Hal ini dilakukan untuk menghindari penggunaan bahan kimiawi sebagai pengawet
makanan atau buah-buahan. Solusi pemanfaatan pengawet alami harus segera
digalakkan apabila tidak ingin menimbulkan masalah kesehatan. Beberapa bahan
pengawet alami yang lebih ramah lingkungan yang bisa dimanfaatkan :
a.
Penggunaan
lidah buaya sebagai pengawet makanan segar, buah-buahan dan sayuran
b.
Penggunaan
tanaman picung (Pangium edule) atau kluwak
sebagai pengawet ikan segar
c.
Penggunaan
kulit rajungan yang mengandung chitosan untuk pengawet industri makanan
d.
Penggunaan
tanaman
Gambir (Uncariae Romulus) untuk pengawet industri makanan
e.
Penggunaan
asap cair dari pembakaran serabut kelapa untuk pengawet ikan segar
f.
Pemanfaatan limbah cangkang udang sebagai bahan pengawet kayu
g.
Pemanfaatan eksraktif alam untuk pengawet kayu
Manfaat dari penggunaan pengawet alami :
a.
Mengurangi dampak buruk bagi kesehatan dari penggunaan bahan pengawet
kimiawi
b.
Memberdayakan potensi bahan alam dan limbah organik sebagai bahan
pengawet alami
c.
Membuka potensi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sebagai pemasok
bahan baku
3. Pembuatan Plastik Biodegradable yang Ramah Lingkungan
Plastik berbahan polietilen
membutuhkan waktu penguraian yang lama sekali oleh bumi. Hal tersebut akan
mengancam kesuburan tanah, karena dengan adanya plastik dari polietilen mikroba
tanah akan kesulitan mengurai tanah menjadi subur. Penggunaan plastik
berulang-ulang dan pendaur ulangan juga bukan merupakan solusi yang terbaik
dalam menekan angka pengunaaan plastik. Karena plastik daur ulang yang biasanya
berwarna hitam mengandung karsinogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia
apabila digunakan sebagai pembungkus makanan. Untuk itu perlu dicarikan solusi
dengan mencari bahan pembuat plastik yang ramah lingkungan yaitu membuat
plastik yang lebih cepat dan mudah terurai.
Plastik yang ramah
lingkungan adalah plastik yang dibuat dari bahan alam yang mudah terbaharukan
atau bahan yang tidak berbahaya dan proses terurainya lebih cepat serta lebih
mudah. Penemuan terbaru plastik ramah lingkungan dapat dibuat dari bahan yang
mengandung poli asam laktat (PLA). Poli asam
laktat menjadi kandidat yang menjanjikan, karena PLA dapat diproduksi dari
bahan alam terbarui seperti pati-patian dan selulosa melalui fermentasi asam
laktat. Berbagai bahan alam yang
digunakan untuk membuat plastik ramah lingkungan :
a.
Bioplastik dari PHA (Poly Hydroxy Alkanoat) yang dihasilkan Ralstonia
euthropa
b.
Biobag, plastik yang dihasilkan
dari mates bi (kulit jagung)
c.
Plastik ramah lingkungan yang dihasilkan dari limbah minyak kelapa sawit
d.
Plastik biodegradable yang dihasilkan dari pati singkong dan chitosan
e.
Plastik
ramah lingkungan berbahan bonggol tanaman pisang
f.
Plastik
ramah lingkungan berbahan lidah buaya
Dalam proses pembuatan plastik dari
bahan-bahan diatas biasanya dicampurkan bahan seperti kitosan dan gliserol. Kitosan mengandung protein untuk
memperkuat sifat mekanika atau kekuatan plastik. Gliserol sebagai plasticizer yang ramah
lingkungan untuk memberikan kelenturan atau elastistisitas pada plastik
Manfaat pembuatan plastik biodegradable :
a.
Mempercepat proses penguraian plastik oleh tanah
b.
Mengurangi pembuatan plastik berbahan polietilen
c.
Memberdayakan potensi bahan alam yang ramah lingkungan sebagai bahan
pembuat plastik
d.
Membuka potensi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sebagai penyedia
bahan baku proses
4.
Pemanfaatan Limbah
Industri Biomassa sebagai Sumber Energi Alternatif dan Bahan Bermanfaat
Indonesia memiliki potensi
besar dalam industri biomassa yang sampai saat ini masih skala kecil yang
dimanfaatkan. Selain potensi
pemanfaatannya, industri biomassa juga memiliki potensi limbah yang besar yang
masih bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif pengganti BBM dan
bahan berguna lainnya. Industri yang bergerak di bidang biomassa antara lain
pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan. Beberapa contoh limbah
industri biomassa yang dapat dimanfaatkan kembali :
a.
Pemanfaatan limbah serbuk gergaji sebagai briket bioarang
b.
Pemanfaatan limbah padat dan lindi hitam industri pulp sebagai bahan
biobriket
c.
Pemanfaatan limbah padat tebu pada industri gula sebagai briket arang
d.
Pemanfaatan bonggol jagung menjadi tepung sebagai media tumbuh jamur
e.
Pemanfaatan limbah padat tebu sebagai papan partikel
f.
Pemanfaatan serbuk gergaji sebagai media tumbuh jamur
g.
Pemanfaatan sekam padi sebagai bahan baku pada industri kimia dan bahan
bangunan
Manfaat dari pemanfaatan limbah industri biomassa :
a.
Menerapkan konsep zero waste dalam pengelolaan industri
b.
Menciptakan sumber energi alternatif pengganti BBM
c.
Menciptakan peluang lapangan kerja baru
dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar