Green Look Me - Blogger Kere 2009

Green Look Me Adalah Seorang Blogger Kere Sejak Tahun 2009

Senin, 11 April 2016

#StopBully Sonya Depari

Setelah video Sonya Depari siswi SMA di Medan ini, yang melanggar lalu lintas dengan menggunakan mobil bersama kawannya ugal-ugalan dengan membuka pintu belakang mobil. Kini harus menelan pahit setelah keluarganya didatangi polisi ke rumahnya. Sang Bapak Sonya Depari sok berat dengan ditambah penyakit yang dideritanya.

Fakta 1: ternyata Sonya Depari adalah keponakannya Jendral Arman Depari. Jendral Arman Depari Minta Maaf Atas Arogansi Ponakannya Sonya Depari Siswi SMA Yang Ngaku Anak Brigjen Arman Depari saat hendak ditertibkan petugas Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Medan.

Fakta 2: Ayah Sonya Depari Meninggal, Mengaku Anak Pejabat Siswi SMA Marah-Marah Saat Ditilang. Mengaku Anak Pejabat Siswi SMA Marah-Marah Saat Ditilang. Mengaku Anak Brigjen Pol Arman Depari, Siswa SMA Siap Ujian Nasional (UN) Melawan Saat Ditilang Polwan, Ditilang Saat Konvoi, Wanita SMA Ini Mengaku Anak Pejabat BNN. Ditilang polisi, Ditilang polisi melawan, ditilang polisi nangis, ditilang polisi marah-marah, anak pejabat ditilang polisi, siswa sma ditilang polisi. 

Fakta 3: Keluarga Sonya Depari meminta maaf kepada seluruh Masyarakat Indonesia. Diharapkan para netizen jangan lagi mem-bully, STOP. Sehari setelah Sonya Depari menjadi perbincangan di media sosial, ayah Sonya, Makmur Depari meninggal dunia. Almarhum meninggal akibat serangan jantung. Humas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Utara, Ajun Komisaris Besar S Sinuhaji mendatangi rumah Sonya Ekarina Depari yang berada di Perumahan Johor Katelia Indah, Jalan Karya Wisata, Medan Johor. Sinuhaji datang dengan menumpangi mobil Xenia BK 1748 QK bersama staffnya. Sebelum masuk ke rumah Sonya untuk mengucapkan rasa belasungkawa atas kepergian ayah Sonya, M Depari, Sinuhaji sempat berbincang dengan beberapa awak media. Kata Sinuhaji, ia datang setelah mendapat kabar Kapolda Riau sekaligus mantan Deputi Pemberantasan Narkoba Badan Narkotika Nasional (BNN), Inspektur Jendral Arman Depari telah tiba di rumah duka. "Yang saya dengar, Pak Arman sudah datang. Itu yang saya dengar ya," kata Sinuhaji, Jumat (8/4/2016) sore. Ia menjelaskan, dirinya dengan orangtua perempuan Sonya masih ada hubungan kekerabatan. Kata Sinuhaji, ibu Sonya merupakan temannya semasa sekolah.

Setop Bully

Menurut psikolog Irna Minauli, bullying terhadap Sonya harus dihentikan. Alasannya, kondisi psikis Sonya akan semakin drop, kalau terus-terusan di-bully. "Ya, tentu saja setiap bentuk bully harus dihentikan, termasuk cyber bullying juga harus dihentikan. Karena banyak kasus yang terjadi di Amerika, remaja yang menjadi korban cyber bullying banyak yang melakukan bunuh diri. Mereka tidak tahan dengan informasi yang begitu cepat menyebar di internet," Psikolog dari Minauli Consulting ini menjelaskan, korban bullying biasanya adalah seseorang yang memiliki karakter "ter", terbodoh atau terpintar, terjelek atau tercantik, termiskin atau terkaya. Dan, melihat penampilan awal korban, nampak bahwa ia memiliki potensi untuk dijadikan korban bullying.

Sebab, tidak semua orang memiliki kecantikan dan kemewahan seperti yang dimilikinya. Jadi, kata Irna, ketika ditemukan perilaku yang tidak baik pada seseorang, maka hal itu menjadi jalan pembenaran untuk dilakukan bullying. Itu sebabnya orangtua harus mengajarkan kepada para remaja untuk lebih berhati-hati menyatakan pendapatnya di depan publik. "Mereka tetap harus diajarkan sopan santun dan etika dalam bersikap, khususnya dalam media sosial.

Dalam era keterbukaan seperti saat ini sepertinya setiap orang menjadi merasa memiliki kebebasan untuk menyatakan pendapat tanpa mempertimbangkan berbagai aspek yang menyangkut kesejahteraan psikologis korban," ujarnya. Menurut psikolog senior ini, perilaku yang termasuk kategori cyber bullying sudah mulai memakan banyak korban. Berbeda dengan model bullying konvensional yang hanya menyangkut aspek fisik (seperti dipukuli, ditampar), verbal (dihina, diejek, difitnah) serta bullying yang sifatnya relasional (mengisolasi dan mengajak orang lain untuk memusuhi korban). "Bentuk cyber bullying bisa mencakup kesemuanya dan menjadi lebih berbahaya, karena pelaku tidak tampak dan seringkali tidak dikenal. Berbeda dengan bentuk bullying lainnya," katanya.

Selanjutnya, kata Irna, cyber bullying seringkali terjadi ketika ada seseorang yang memperlihatkan perilaku tertentu yang kemudian memancing reaksi orang banyak. Perilaku tersebut mungkin dianggap tidak pantas dilakukan. Tetapi, katanya, seringkali dalam cyber bullying para haters atau likers pun kemudian menjadi sasaran bullying berikutnya. Ia menjelaskan, hal ini terjadi, karena dalam setiap peristiwa senantiasa terdapat persepsi yang berbeda. Dengan demikian ada sekelompok orang yang setuju dan ada sekelompok lain yang membenci. "Ketika peristiwa tersebut bergulir dan kemudian memakan korban, seperti meninggalnya orangtua maka para netizen pun mulai mencari lagi kambing hitamnya, sehingga penyebar berita dianggap sebagai orang yang bersalah. Dalam masyarakat yang frustrasi seperti saat ini setiap orang cenderung menjadi mudah marah dan menganggap hal itu sebagai bentuk katarsis atau pelampiasan dari emosi-emosi negatif yang ada pada dirinya," katanya.

Siapa Arman Depari Sebenarnya? Nama Arman Depari kini menjadi perbicangan. Ia adalah paman Sonya Depari. Arman Depari dengan pangkat inspektur jenderal, sekarang menjabat Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau pengganti Brigjen Endang Sudrajat . Arman, lulusan Akpol 1985 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan sebelumnya jenderal bintang satu ini adalah Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri. Arman diekenal ikut membantu dan memberikan informasi hasil penyelidikan kepada tim Ditserse Polda Metro Jaya, untuk mengungkap pelaku bom bali 1 yang menangkap teroris Imam Samudra di Pelabuhan Merak, Banten, 21 November 2002. Riwayat Pendidikan SD, SMP, SMA di Berastagi
Komentar para netizen : sonya depari kebanyakan nonton sinetron yang nggak jelas, jadi kebentuk anak remaja Indonesia yang cepet banget esmosi jiwa, padahal dia itu kan perempuan, cantik pula. Sungguh miris memang, ini perlu kajian lagi buat dunia pendidikan dan seperti film sinetron di Indonesia yang kaga jelas serta para orang tua."katanya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar