Norman populer setelah banyak pemirsa melihat aksinya berjoget dan bernyanyi lipsync lagu Chaiyya Chaiyya di Youtube |
Seperti terlihat dari akun berbagi video di mana menanyangkan Norman yang sedang berjualan bubur. Video berdurasi 3 menit 38 detik yang diunggah oleh Luki Burhansyah itu memperlihatkan Norman yang mengenakan kaos bergaris hijau sedang sibuk meracik bubur dagangannya. Bersama istrinya, Chichi, Norman memilih usaha untuk berjualan bubur Manado di kawasan Jakarta.
Norman memang tidak seperti dulu. Kini tubuhnya menjadi lebih kurus. Wajahnya kini terlihat lebih kusam saat memperkenalkan warung bubur miliknya. Sesekali tangannya merapikan meja, kursi, dan mangkuk untuk pelanggan.
Namun sayang, ketenaran ini membuat Norman terlena. Usai dipecat, karier Norman Kamaru mulai redup. Kini tawaran manggung atau bintang tamu sudah jarang menghampirinya. Norman kini hidup sederhana dengan berjualan bubur.
Atas nasibnya saat ini, Norman pun mengaku sangat menyesal. Penyesalan dia maksudkan saat memilih mundur menjadi anggota Brimob.
"Menyesal sih menyesal, soalnya yang bikin saya menyesal itu... waduh susah juga buat diomongin. Yang jadi pertanyaan saya itu kenapa bisa jadi kayak begitu, ya keluar dari Kepolisian," kata Norman Kamaru dalam video tersebut.
Namun, nasi sudah menjadi bubur, hidup harus tetap dijalani. Norman Kamaru kini terus berjuang bersama sang istri agar seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. "Bisa makan dan untuk kebutuhan hari-hari, itu saja," tuturnya. sumber liputan6[dot]com
Nah kalo dari kompas beritanya :
Norman Kamaru, mantan anggota polisi dan artis, itu menegaskan bahwa dirinya tidak malu berjualan bubur. Dari berjualan bubur, dia bisa menyambung hidup bersama istrinya yang bekerja kantoran di Jakarta.
"Saya enggak malu. Buat apa malu? Semua sama-sama untuk cari duit halal, kok. Yang malu kalau jadi pencuri," kata Norman kepada Kompas.com di warungnya, Kalibata City, Jakarta Selatan, Selasa (9/9/2014) malam.
Tak inginkah ia kembali jadi artis, sesuai impiannya saat meninggalkan Brimob? Ia tak menampik, sampai saat ini, masih banyak yang mengundangnya tampil di stasiun TV. Bahkan, ia sudah merampungkan dua judul film televisi (FTV).
"Kalau nyanyi masih belum bisa karena saya enggak punya materi lagu sendiri. Lagu yang kemarin kan udah nggak boleh lagi dinyanyikan," ucapnya.
Menapaki tiga jalur karier yang berbeda, ia mempunyai kesan masing-masing. Hanya, ia mengaku hidupnya kini lebih nyaman. "Jujur, saya lebih nyaman hidup seperti ini. Saya bisa lepas dan bermasyarakat dibanding yang dulu," ungkapnya dengan mata sedikit nanar.
Norman menceritakan bagaimana dia memikirkan dengan matang untuk berjualan bubur ayam Manado. Salah satu contohnya adalah dalam pemilihan lokasi. Lokasi warungnya yang berada di Tower Damar, Kalibata City, ini memang cukup strategis. Posisinya langsung berada di depan lobi dan berdekatan dengan pintu masuk-keluar parkir basement. Tak hanya itu, lokasinya tepat berada di depan lapangan futsal indoor apartemen.
"Sebulan saya cari-cari lokasi ini, setiap saya foto lokasi, istri nggak suka karena maunya yang dekat lobi. Ini (ruko, red) bisa dapat karena ditawari oleh pihak pengelola langsung, ya sudah saya DP saja Rp 2 juta," kenangnya. "Buat buka warung ini, keluar modal Rp 80-an (juta, red)."
Ia pun tak salah strategi, lokasi "emas" ini membuatnya banyak didatangi pelanggan. Tak hanya penghuni apartemen, para tamu dan anak-anak muda penggemar futsal pun kerap nongkrong di warung 24 jam-nya. "Saya kan juga jual kopi dan mi instan. Jadi, kalau malam, sering juga jadi tempat ngopi-ngopi," katanya.
Satu menu makanan di warungnya dijual tak terlalu mahal. Minimal Rp 15.000, pelanggan sudah bisa menikmati olahan hidangan Manado racikan Norman.
Hanya, kata dia, sekalipun warungnya ramai dan banyak pelanggan, usaha tiga bulannya ini belum balik modal. "Dikit lagilah," kata pria bertato ini. Sumber Megapolitan Kompas
Profil Norman Kamaru :
Norman Kamaru adalah anak pasangan Idris Kamaru dan Halimah Martinus. Ia paling bungsu di antara sembilan saudara. Karena posisinya dalam keluarga itu, ia kerap kali dimanja sang ibu, Halimah Martinus, yang berdarah Ambon dan kini tinggal di Jalan Pancawardana, Kelurahan Padebuolo, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo.
Norman Kamaru atau Oman (lahir di Gorontalo, Indonesia, 27 November 1985; umur 28 tahun) adalah seorang mantan anggota Brigade Mobil berpangkat terakhir Briptu. Namanya menjadi terkenal setelah video lip-sync-nya yang menirukan lagu India berjudul Chaiyya Chaiyya tersebar di masyarakat. Video lip-sync-nya yang berjudul Polisi Gorontalo Menggila dan berdurasi 6 menit 30 detik itu mampu membuat masyarakat yang melihatnya tertawa dan terhibur.
Fenomena terkenalnya Norman karena video Youtube tersebut akhirnya berakibat pada kariernya di kepolisian. Karier Norman Kamaru di barisan brigade mobil Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo akhirnya diberhentikan tidak dengan hormat pada tanggal 6 Desember 2011. Keputusan tersebut diambil pada sidang kode etik oleh Direktorat Profesi dan Pengamanan Polda Gorontalo berdasarkan Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota POLRI, setelah Norman dinilai melanggar disiplin karena meninggalkan tugas selama 84 hari berturut-turut tanpa alasan jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar