Green Look Me - Blogger Kere 2009

Green Look Me Adalah Seorang Blogger Kere Sejak Tahun 2009

Jumat, 13 September 2013

Kampung Naga Pegang Teguh Adat Istiadat

Tasikmalaya, Kampung Naga merupakan perkampungan tradisional yang sangat dikagumi para turis mancanegara dan lokal. Kehidupan masyarakat di sana masih sangat tradisional. Secara administratif, Kampung Naga berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Tasikmalaya dan 26 km dari kota Garut, 90 km dari ibukota Bandung.


Kampung Naga sebagai kampung ”sustainable” merupakan perkampungan adat yang sangat unik dan sangat mempercayai cara-cara kehidupan para leluhur, sehingga mereka memegah teguh adat istiadat. Hal ini sudah berlangsung lama karena dijaga oleh seluruh masyarakatnya secara turun temurun. Masyarakat Kampung Naga masih memegang teguh adat-istiadat, meskipun berada di tengah masyarakat modern saat ini. Di Kampung Naga, bentuk rumah sama, yakni beratapkan ijuk atau rumbia, dengan dinding terbuat dari seret-seret rotan yang disusun menyerupai tikar besar atau terbuat dari bilik bambu. Di atas daun pintu terdapat sejenis anyaman yang disebut tanda angin.

Di Kampung Naga, selain terdapat bangunan rumah (tempat tinggal), juga banyak khas lain, yakni bale patemon (gedung pertemuan), leuit (lumbung padi), masigit (masjid), dan bumi ageung. Kampung Naga merupakan daerah perbukitan dengan produktivitas tanah cukup subur, dengan luas sekitar 1,5 hektare, terdiri dari permukiman dan arela pertanian sawah.

Perkampungan Kampung Naga - Tasikmalaya

Kekhasan adat-istiadat masyrakat Kampung Naga, di antaranya, jumlah rumah tidak lebih dari 113 bangung, dengan jumlah penduduk tidak lebih dari 312 jiwa atau sekitar 108 KK.
Menurut Drs. Nana, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, sistem pemerintahan di Kampung Naga adalah sistem formal dan nonformal.

Sistem formal sama seperti yang terdapat di luar Kampung Naga, yaitu Kelurahan, Rukun Tetangga, Rukun Warga, sedangkan sistem nonformal, masyarakat Kampung Naga diketuai (dipimpin) oleh Kumcen sebagai penanggung jawab pemimpin ketua adat setempat.

Salah satu upacara tradisional yang tidak boleh Anda lewatkan di Tasikmalaya adalah Upacara Hajat Sasih Kampung Naga. Upacara ini merupakan ucapan rasa syukur kepada Tuhan YME dan juga kepada RasulNya, Nabi Muhammad SAW,  yang telah memberikan keselamatan, keberhasilan dan limpahan berupa hasil bumi serta tanah yang subur,  sekaligus sebagai penghormatan kepada leluhurnya, yaitu Eyang Singaparna, yang dianggap sebagai cikal bakal Kampung Naga yang menurunkan  orang Sanaga. Upacara yang cukup besar penyelenggaraannya ini dihadiri oleh warga Sanaga. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain adalah mengganti pagar bambu yang mengelilingi  Bumi Ageung, mencuci benda-benda pusaka, beberesih (mandi di Sungai Ciwulan), membersihkan makam Eyang S - See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=428&lang=id#sthash.M6SGZxFv.dpuf

Salah satu upacara tradisional yang tidak boleh Anda lewatkan di Tasikmalaya adalah Upacara Hajat Sasih Kampung Naga. Upacara ini merupakan ucapan rasa syukur kepada Tuhan YME dan juga kepada RasulNya, Nabi Muhammad SAW,  yang telah memberikan keselamatan, keberhasilan dan limpahan berupa hasil bumi serta tanah yang subur,  sekaligus sebagai penghormatan kepada leluhurnya, yaitu Eyang Singaparna, yang dianggap sebagai cikal bakal Kampung Naga yang menurunkan  orang Sanaga. Upacara yang cukup besar penyelenggaraannya ini dihadiri oleh warga Sanaga. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain adalah mengganti pagar bambu yang mengelilingi  Bumi Ageung, mencuci benda-benda pusaka, beberesih (mandi di Sungai Ciwulan), membersihkan makam Eyang S - See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=428&lang=id#sthash.M6SGZxFv.dpuf
Salah satu upacara tradisional yang tidak boleh Anda lewatkan di Tasikmalaya adalah Upacara Hajat Sasih Kampung Naga. Upacara ini merupakan ucapan rasa syukur kepada Tuhan YME dan juga kepada RasulNya, Nabi Muhammad SAW,  yang telah memberikan keselamatan, keberhasilan dan limpahan berupa hasil bumi serta tanah yang subur,  sekaligus sebagai penghormatan kepada leluhurnya, yaitu Eyang Singaparna, yang dianggap sebagai cikal bakal Kampung Naga yang menurunkan  orang Sanaga. Upacara yang cukup besar penyelenggaraannya ini dihadiri oleh warga Sanaga. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain adalah mengganti pagar bambu yang mengelilingi  Bumi Ageung, mencuci benda-benda pusaka, beberesih (mandi di Sungai Ciwulan), membersihkan makam Eyang S - See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=428&lang=id#sthash.M6SGZxFv.dpuf
Upacara Hajat Sasih Kampung Naga ini merupakan salah satu upacara tradisional yang sangat khas dan jangan lewatkan di Kampung Naga jika anda kemari. Upacara ini merupakan ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga kepada Rasul-Nya Nabi Muhammad SA, yang telah memberikan keselamatan, keberhasilan dan limpahan berupa hasil bumi serta tanah yang subur, sekaligus penghormatan kepada leluhurnya, yaitu Eyang Singaparna, yang dianggap sebagai cikal bakal Kampung Naga yang menurunkan orang Sanaga. Upacara yang cukup besar ini dihadari oleh semua warga Sanaga. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga ini antara lain : mengganti pagar bambu yang mengeliling Bumi Agueng, mencuci benda-benda pusaka atau keramat, bebersih (mandi di sungai Ciwulan), bersalaman dengan kuncen, membersihkan makam Eyang Singaparna, dan makan bersama di Bale Patemon.


Jangan lupa untuk mencatat waktu pelaksanaannya, yaitu setiap dua bulan sekali pada tanggal 26-28 Muharam (Maret), 10-12-14 Maulud (Mei), 16-18 Jumadil Akhir (Juli), 14-16 Uwah (September), 1-3 Syawal (November), 10-12 Raya Agung (Januari).


Kerajinan tangan dari batok kelapa yang dihasilkan oleh abah Ma’un - http://storimages.wordpress.com

Jumlah 360 anak tangga - http://storimages.wordpress.com


Jangan lupa untuk mencatat waktu pelaksanaannya, yaitu setiap dua bulan sekali pada tanggal 26-28 Muharam (Maret), 10-12-14 Maulud (Mei), 16-18 Jumadil Akhir (Juli),14-16 uwah (September),1-3 Syawal  (Nopember), 10-12 Rayagung (Januari). - See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=428&lang=id#sthash.M6SGZxFv.dpuf
Suasana sore di kampung Naga - http://storimages.wordpress.com

Diambil dari berbagi sumber, Salam Hangat....Indonesia kaya akan budayanya, jadi masih banyak yang perlu dikunjungi.


world tour booking flights and hotels
Travel Indonesian
Bisnis Tiket Pesawat Di Rumah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar