Green Look Me - Blogger Kere 2009

Green Look Me Adalah Seorang Blogger Kere Sejak Tahun 2009

Kamis, 12 Februari 2015

3 Raksasa Teknologi Dunia Yang Sempat Berjaya

Bisnis teknologi memang dinamis. Perubahan sangat cepat sekali, sehingga jika tak bisa berinovasi, maka hancurlah mereka. 

Faktor terlambat berinovasi dan terlalu sayang pada produk sendiri kerap menjadi faktor utama sebuah raksasa teknologi dikalahkan oleh perusahaan 'rising star' yang terbuka akan perubahan.
Korbannya pun beragam, mulai dari produsen gadget hingga penyedia layanan digital yang sempat berjaya pun akhirnya jatuh. Berikut tiga perusahaan teknologi dunia ternama yang sempat bangkrut setelah memperoleh zaman keemasannya.


Wang Laboratories  adalah perusahaan kalkulator terkenal yang bercabang ke pengolah kata elektronik. Perusahaan ini menandai kejayaanya pada tahun 1970-an. 
Wang mengembangkan pengolah kata sistem operasi canggih untuk mencocokkan hardware pada saat itu. Bahkan, Wang sempat mengaku lebih inovatif ketimbang IBM, salah satu raksasa teknologi 'uzur' yang sampai sekarang masih bertahan.

Perusahaan tertinggal ketika teknologi mengambil lompatan besar ke depan. Ketika itu IBM membuat PC yang jauh lebih baik ketimbang sistem operasi Wang, mengandalkan penggabungan banyak aplikasi di satu perangkat.

Wang pun mencoba untuk bangkit, tetapi keputusan Wang untuk memproduksi perangkat lunak pengolah kata yang terintegrasi pada PC terlambat. Wang akhirnya bangkrut di tahun 1992.


Kodak - Lebih dari satu abad lalu, Kodak hadir dan memperkenalkan fotografi ke masyarakat di dunia melalui produknya. Bahkan, Neil Amstrong pernah menggunakannya saat menginjakkan kaki di bulan pada tahun 1969.

Namun sayangnya, perusahaan ini gagal lantaran tak bisa beradaptasi dengan perubahan yang begitu cepat. Apalagi kalau bukan mengikuti tren digital.
Dalam beberapa tahun terakhir, pimpinan perusahaan gagal memulihkan keuntungan tahunan. Kas yang terus terkuras membuat Kodak kesulitan memenuhi kewajibannya terhadap karyawan dan pensiunannya.

Namun, kini Kodak berusaha bangkit kembali mengejar ketertinggalan. Salah satunya dengan memproduksi smartphone.

Napster - Jika sering mendengar fakta tentang industri musik yang saat ini sedang terpuruk, mungkin Napster adalah salah satu yang bisa disalahkan.

Melalui layanan peer-to-peer, Napster menawarkan cara baru untuk berbagi musik. Napster memungkinkan penggunanya mendownload musik dari pengguna lain dengan mudah. Layanan ini membuat tingkat pembajakan musik makin besar dan merugikan industri musik pada saat itu.
Dalam waktu kurang dari setahun, pengguna Napster sudah melewati 25 juta dan naik menjadi 70 juta pada tahun 2001.

Pada tahun 2000 Napster ditutup karena tuntutan dari kalangan industri musik dan film, memaksa Napster mengubah model bisnis dan menghentikan fasilitas sharing-nya. Pada akhirnya, Napster dinyatakan bangkrut pada bulan Juni 2002.
Namun industri musik dan film belum bisa benar-benar pulih hingga saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar