Sei adalah makanan khas NTT berupa daging yang diasapi sampai matang Tidak seperti rajangan sate yang banyak dijajakan di Pulau Jawa, irisan daging sei dibuat memanjang sekitar 15-20 sentimeter. Asasp untuk mematangkan sei berasal dari kayu pohon tertentu
Sei adalah makanan khas yang
amat populer di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sekitar 3 kilometer dari Bandara El
Tari atau di daerah Oebufu, terdapat warung makan yang khusus menyuguhkan sei.
Pada waktu makan siang, rumah makan itu selalu dipenuhi penikmat sei. Saking
larisnya, di atas pukul 2 siang biasanya tak ada lagi daging yang tersisa alias
sudah habis.
Bila kita memesan seporsi
sei, kita akan menerima sepiring nasi dan sepiring daging sei yang sudah
dipotong-potong, ditambah sambal khas Timor. Sei mulai membajak lidah
masyarakat Kupang sejak tahun 1986. Seiring bertambahnya jumlah pendatang di
Kupang, sei dimakin dikenal oleh masyarakat di luar NTT. Termasuk pelancong-pelancong
dari luar negeri.
Aktivitas dapur pembuat sei dimulai
sekitar pukul 05.30. Seusai dipotong-potong, daging lantas disayat memanjang sekitar
20 sentimeter dan dibumbui. Selang satu jam kemudian, daging mulai diasapi.
Soal bumbu, tak satu pun pembuat sei yang mau membagi resepnya. Mereka hanya
berujar bahwa ditempat lain bumbunya bisa sama, tapi cara memasak dan pastinya
rasanya berbeda.
Konon, bara untuk mengasap
daging ini yang mengundang kekhasan rasa. Bara ini berasal dari kayu pohon
kosambi. Tungku untuk mengasapi daging diletakkan di depan warung sehingga
semua tamu dapat melihat proses pengasapannya. Asap yang mengepul dan
menyebarkan aroma sedap ditambah tebalnya irisan daging, seolah mempersilahkan
orang segera mampir.
Selain tekstur yang kesat,
rasa daging sei merupakan perpaduan manis dan gurih. Rasa itu, kata pembuatnya,
dihasilkan dari madu timur yang dicampurkan ke dalam bumbu.
Sei kerap dibawa keluar
Kupang sebagai oleh-oleh. Setelah diasapi, sei bisa tahan beberapa jam sehingga
cukup aman bila dibawa pulang dengan pesawat terbang. Sampai dirumah cukup
dipanasi saja.
Di Kupang, pembuat sei ada
yang memakai daging babi dan banyak pula yang memilih daging sapi. Kapan pun
Anda datang ke Kupang, cicipi sei ini. Seporsi? Ah, pasti masih kurang....
Travel Indonesian
Bisnis Tiket Pesawat Di Rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar