Green Book
Gunakan Kertas Daur Ulang
untuk Cetak Buku
J.K Rowling tidak
membayangkan kisah penyihir remaja Harry Potter yang ia tulis dalam tujuh novel
laku keras di seluruh dunia. Bahkan novel terakhirnyayang berjudul “Harry
Potter and the Deathly Hallows” merupakan novel dengan halaman paling tebal.
Pasalnya, novel tersebut sebagai novel pamungkas. Rowling pun akan menceritakan
seluruh rangkaian enam jilid sebelumnya karena terkait dengan masa lalu raja
penyihir jahat Lord Voldmort.
Namun, kali ini bukan
novel larisnya yang akan dibahas. Tapi keadilan penerbit Bloomsburry, Inggris
terhadap lingkungan. Oleh penerbit tersebut, dengan menggandeng Rainforest
Alliance, Bloomsburry mencetak novel Harry Potter and the Deathly Hallows
dengan memakai kertas daur ulang. Novel setebal 784 halaman ini menggunakan 30%
serat kertas daur ulang. Dengan memakai kertas daur ulang, hampir dua pertiga
dari 15.000 ton kertas yang digunakan mendapat sertifikasi berkelanjutan.
Kemudian 10 ribu novel yang dicetak dalam edisi deluxe juga memakai kertas daur ulang. Harry Potter and the Deathly
Hallows merupakan novel yang memakai kertas bersertifikat Forest Stwardship
Council (FSC) terbesar di dunia, dalam pencetakan buku tunggal saat ini.
Apabila buku yang memakai kertas bersertifikat FSC harus memenuhi kriteria
yakni kayu yang dipakai sebagai bahan baku kertas harus dipanen secara lestari.
Setiap petugas wajib memeriksa rekam jejak setiap satu batang pohon sampai menjadi produk
kertas, apakah sudah memenuhi kriteria aman untuk lingkungan atau tidak. “Kami
berharap bisnis lain bisa mengikuti langkah yang dilakukan penerbit Harry
Potter ini. Setiap penerbit harus punya komitmen untuk menggunakan produk kayu
berasal dari hutan yang dikelola secara produktif, melindungi tanah dan air serta
menguntungkan masyarakat lokal,” kata Liza Murphy, Manajer Pemasaran untuk
program kehutanan di Rainforest Alliance.
Gerakan buku ramah lingkungan ini bisa menghemat puluhan ribu pohon untuk tidak ditebang. Sebelumnya pada novel keenam, Harry Potter and the Half Blood Prince, tidak memakai kertas daur ulang. Greenpeace menghuting sebanyak 220ribu pohon dewasa ditebang untuk menjadi bahan kertas novel laris tersebut. Kelompok Hijau, yang peduli dengan masalah lingkungan menyebutkan negara-negara di luar Inggris, telah terlebih dahulu mencetak novel Harry Potter and the Half-Blood Prince dengan memakai kertas daur ulang. Contohnya penerbitan di Kanada memakai kertas daur ulang 100% untuk mencetak novel berkisah pangeran berdarah campuran itu. Demikian juga di Jerman,penerbit disana memakai kertas daur ulang sebanyak 40% dan berlabel FSC. Sedangkan di Inggris, novel tersebut memakai kertas daur ulang 100% dan bersertifikat FSC untuk novel Harry Potter and the Deathly Hallows. Dalam perkembangan teknologi hijau, untuk memangkas penggunaan pohon sebagai bahan baku kertas, sejumlah perusahaan maju memakai e-book untuk memudahkan masyarakat membaca di perangkat tablet atau komputer. Saat ini sudah banyak buku atau novel yang dialihkan dalam bentuk digital. Siapapun bisa membaca buku atau novel kesukaan dengan cara mengunduh di internet.
Tekonlogi e-book pun diciptakan agar masyarakat mudah membacanya. Belakangan ini tumbuh toko buku online, untuk memankas ruang display buku. Semua buku sudah diringkas dalam wujud digital dan bisa diunduh selama 24 jam di seluruh dunia, dengan beragam perbedaan waktu. Parktis bukan.?
Gerakan buku ramah lingkungan ini bisa menghemat puluhan ribu pohon untuk tidak ditebang. Sebelumnya pada novel keenam, Harry Potter and the Half Blood Prince, tidak memakai kertas daur ulang. Greenpeace menghuting sebanyak 220ribu pohon dewasa ditebang untuk menjadi bahan kertas novel laris tersebut. Kelompok Hijau, yang peduli dengan masalah lingkungan menyebutkan negara-negara di luar Inggris, telah terlebih dahulu mencetak novel Harry Potter and the Half-Blood Prince dengan memakai kertas daur ulang. Contohnya penerbitan di Kanada memakai kertas daur ulang 100% untuk mencetak novel berkisah pangeran berdarah campuran itu. Demikian juga di Jerman,penerbit disana memakai kertas daur ulang sebanyak 40% dan berlabel FSC. Sedangkan di Inggris, novel tersebut memakai kertas daur ulang 100% dan bersertifikat FSC untuk novel Harry Potter and the Deathly Hallows. Dalam perkembangan teknologi hijau, untuk memangkas penggunaan pohon sebagai bahan baku kertas, sejumlah perusahaan maju memakai e-book untuk memudahkan masyarakat membaca di perangkat tablet atau komputer. Saat ini sudah banyak buku atau novel yang dialihkan dalam bentuk digital. Siapapun bisa membaca buku atau novel kesukaan dengan cara mengunduh di internet.
Tekonlogi e-book pun diciptakan agar masyarakat mudah membacanya. Belakangan ini tumbuh toko buku online, untuk memankas ruang display buku. Semua buku sudah diringkas dalam wujud digital dan bisa diunduh selama 24 jam di seluruh dunia, dengan beragam perbedaan waktu. Parktis bukan.?
Travel Indonesian
Bisnis Tiket Pesawat Di Rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar